Minggu, 02 Januari 2011

Misteri dan Kontroversi Otak Tengah

Kehebatan Metoda Pengaktifan Otak Tengah Dianalisa Tidak Dengan Ilmiah

Dalam waktu dasa warsa terakhir ini berbagai intervensi untuk mengoptimal kemampuan anak dan kecerdasan anak telah banyak diupayakan. Permasalahan tentang intervensi tersebut sangat menjadi perhatian utama para orang tua. Sehingga setiap ada ditemukan intervensi baru akan menjadi booming di mana-mana dan akan menjadi tren baru tanpa harus mengetahui kebenaran manfaatnya. Demikian juga dengan metoda ipengaktifan  otak tengah saat ini menjadi sangat diminati dan menjadi buruan para orang tua demi menciptakan anak yang unggul dan pintar secara instan. Tetapi perilaku  para orang tua harus cermat dan terus memperoleh informasi dan wawasan yang lebih tentang hal itu. Berbagai klaim yang mengatakan kehebatan pengaktifan otak tengah tersebut ternyata saat ini masih banyak diragukan secara ilmiah. Karena, belum terbukti secara penelitian dan penalaran manfaatnya tidak sesuai dengan metoda pengetahuan biologis dan ilmiah.
Anatomi dan Fungsi Otak Tengah
Secara anatomis dan fungsional Otak Tengah di bidang kedokteran sudah diteliti secara mendalam sejak lama. Meski demikian tampaknya bisa saja banyak hal tentang otak tengah belum terungkap. Otak tengah (mesencephalon) atau (midbrain) adalah bagian terkecil dari otak yang berfungsi sebagai stasiun relai untuk informasi pendengaran (inferior colliculi) dan penglihatan (superior colliculi). Otak tengah mengontrol berbagai fungsi penting seperti sistem visual dan pendengaran serta gerakan mata. Beberapa bagian dari otak tengah yang disebut nukleus merah (red nucleus) dan substantia nigra berfungsi dalam mengontrol gerakan badan. Substantia nigra yang berwarna gelap berisi banyak neuron yang memproduksi dopamine. Pada umumnya, berkurangnya neuron di substantia nigra menyebabkan terjadinya penyakit parkinson.
Otak tengah juga adalah bagian awal dari batang otak. Otak tersebut terdiri dari tectum dan tegmentum. Kedua bagian ini juga berfungsi dalam penglihatan, pendengaran, pergerakan mata, dan gerakan tubuh lainnya. Sedangkan fungsi-fungsi yang lain dari otak tengah hingga saat ini masih belum pernah diungkapkan secara ilmiah di bidang kedokteran.
Hipotesa Inovatif Tetapi Tidak Ilmiah
Dengan adanya teori pengaktifan otak tengah dewasa ini maka teori-teori baru banyak bermunculan. Teori-teori tersebut bisa benar atau bisa saja salah, yang membutuhkan penelitian yang lebih mendalam secara imunobiomolekular. Namun sayangnya penelitian tersebut belum banyak dilakukan secara terukur baik. Adapun hipotesa alternatif yang diklaim bahwa otak tengah banyak membantu berbagai hal permasalahan pada anak adalah tidak didominasi pemikiran ilmiah.
Pada awalnya kemampuan otak tengah merupakan mitos. Beberapa orang ternyata mempunyai kemampuan seperti ini. Dari hasil pengamatan, ada suatu pola kemampuan yang sama. Mereka dapat melihat dengan mata tertutup (tanpa menggunakan mata) mereka dapat melihat dengan kulit (skin vision). Ada juga suatu kemampuan untuk melihat di belakang kepala. Kemampuan ini banyak dikejar oleh para pelaku olah raga bela diri. Anda pernah menonton film Spiderman yang pertama? Tiba-tiba indera dari Peter Parker (nama orang normal dari Spiderman) dapat merasakan intuisi seperti laba-laba. Pada akhir cerita, musuhnya mengaktifkan kendaraan di belakang Spiderman yang dapat menusuknya. Tetapi Spiderman dapat melompat menghindari tusukan tersebut, tanpa melihat kebelakang.
Istilah yang dipakai bukanlah kemampuan otak tengah. Tetapi setiap usaha memberikan nama tersendiri. Penelitian ternyata mengarah pada suatu bagian otak yang menjadi penyebab semua kemampuan tersebut. Penelitian tentang kemampuan otak tengah ini kurang menarik minat, karena cara pengaktifan-nya yang sulit. Berbagai cara dipakai untuk mengaktifkan otak tengah ini.
Penemuan fenomenal dari otak tengah ini terletak pada metoda aktivasi-nya. Kemampuan otak tengah ini sudah diketahui lama oleh para peneliti dan para praktisi. Banyak pula orang yang berusaha dengan caranya sendiri mengaktifkan otak tengah.
Ada beberapa anak yang ternyata otak tengah mereka tidak tertutup. Mereka dapat mempunyai kemampuan seperti anak yang sudah di aktivasi. Apakah mereka dapat melatih sendiri kemampuan mereka ? Secara teknis bisa, tetapi kemungkinan besar mereka tidak mau melakukannya. Kenapa? Seorang anak kecil dilaporkan dapat mendengar suara dari warna yang berbeda. Suara hitam terdengar seperti “dunggg…”. Dia mengatakan kepada ayahnya hal ini setelah melihat kakaknya berusaha untuk membedakan warna dengan telinga-nya. Tetapi ketika ditanya lebih lanjut, anak ini mengaku merasa takut dengan kemampuan nya ini. Dia tidak berani bercerita kepada teman-temannya, dan juga tidak berani bercerita kepada orang tuanya. Dia takut dianggap aneh. Dan memang benar, si ayah berkata, jika anaknya bercerita tentang hal ini sebelum dia mendengar tentang otak tengah, pasti dia tidak akan meresponi kemampuan anak tersebut.
Training Aktivasi otak tengah yang dilakukan secara profesional memperkenalkan kemampuan ini kepada anak dan mengemasnya dalam bentuk yang dapat diterima oleh anak. Pada saat training, keadaan kelas dijauhkan dari suasan magis dan menyeramkan. Suasana training dibuat seperti acara ulang tahun anak, dimana ada banyak hadiah-hadian, nyanyian, tepuk tangan dan teriakan gembira. Anak akan merasa senang dengan kemampuan barunya ini. Sikap inilah yang merupakan bekal untuk anak dalam mengembangkan lebih lanjut kemampuan otak tengahnya.
Sebenarnya banyak kemampuan otak tengah anak yang dapat berkembang secara alami, tetapi karena kita para orang tua tidak tahu bagaimana mengolahnya, maka kemampuan tersebut terpendam dan akhirnya non aktif. Stress berkepanjangan dan tuntutan kepada anak adalah salah satu faktor besar yang menyebabkan otak tengah anak semakin tidak aktif
Otak tengah (midbrain) adalah jembatan yang menghubungkan dan menyeimbangkan fungsi otak kiri dan otak kanan. Mengaktifkannya akan memungkinkan baik otak kiri maupun kanan berfungsi secara optimal. Pengaktifan otak tengah mengembalikan kekuatan otak pada keadaan semula.
Berdasarkan penjelasan para ahli, setelah otak tengah diaktifkan, otak tengah akan dapat mengeluarkan gelombang otak untuk merasakan dan bereaksi terhadap benda-benda di luar. Dapat dikatakan juga bahwa dengan menutup mata, masih dapat mengenai benda-benda, huruf, warna dan lain sebagainya. Jadi, dengan pelajaran dan pelatihan selama satu setengah hari, akan dapat membantu anak “melihat” dengan menutup mata.
Umumnya, setelah otak tengah diaktifkan, daya ingat mereka dapat meningkat, daya konsentrasi membaik; daya kreasi bertambah, gerakan kinetik juga menjadi lebih baik, hormon menjadi seimbang, serta emosi menjadi stabil dan lain sebagainya. Aktivasi ini sangat jelas terlihat hasilnya bagi anak hiperaktif maupun anak dengan daya ingat yang lemah.
Dunia medis di jaman dahulu menganggap bahwa perbedaan fungsi otak kanan dan otak kiri tidaklah besar. Namun, pada saat ini, perbedaan fungsi otak kiri dan otak kanan tidak hanya menjadi pengetahuan yang diakui bersama oleh para praktisi medis pada umumnya, tetapi juga menjadi sebuah cabang ilmu pengetahuan yang khusus diteliti.
Fungsi otak kiri adalah untuk berpikir nalar, analisa, kemampuan berbahasa dan kemampuan menghitung. Dapat dikatakan juga bertanggung jawab terhadap IQ seseorang. Seseorang dengan kecenderungan otak kiri yang lebih dominan lebih egois, mementingkan diri sendiri, mudah iri hati, sombong dan lain sebagainya.
Otak kanan bertanggung jawab dalam emosi, daya intuisi, daya kreasi, kesenian, kemampuan refleksi, daya ingat, kepribadian dan lain sebagainya. Yaitu bertanggung jawab terhadap emosi (EQ). Seseorang dengan kecenderungan otak kanan yang lebih dominan cenderung dapat lebih berperasaan serta kurang kemampuan manajerial.
Pendidikan saat ini kebanyakan lebih mengutamakan otak kiri. Sehingga mengakibatkan banyak orang tidak percaya adanya indera intuisi, daya prediksi dan kemampuan perspektif yang merupakan gejala umum di mana fungsi otak kanan tertekan oleh otak kiri.
Tetapi, setelah otak tengah diaktifkan, fungsi dari otak kanan dan otak kiri dapat berjalan secara seimbang. Otak kiri tidak lagi menekan otak kanan. Kemampuan prediksi, daya ingat, kesenian dan kemampuan refleks tidak hanya menjadi berkembang, tetapi kemampuan manajerial dan pemahaman mereka juga dapat terpelihara. Orang seperti ini akan lebih memiliki rasa cinta kasih, lebih mencintai orang tua sendiri, termasuk orang yang lebih tua, memiliki kecerdasan dan kerukunan. Memulihkan potensi awal yang semestinya dimiliki oleh umat manusia.
Manfaat Aktifasi Otak Tengah yang diklaim beberapa pihak :
1. Meningkatkan Konsentrasi
2. Meningkatkan Daya Ingat
3. Meningkatkan Kreativitas
4. Lebih Cerdik
5. Lebih Berbakat
6. Hormon Lebih Seimbang
7. Membentuk Karakter Positif
8. Emosi Lebih Stabil
9. Lebih Berprestasi
Di masyarakat, terdapat berbagai metode dalam mengaktifkan otak tengah; masing-masing metode memiliki hasil yang berbeda-beda. Genius Mind Consultancy (GMC) adalah lembaga PERTAMA dan BARU di Indonesia yang dapat mengajarkan metode pengaktifan otak tengah dalam waktu 1,5 hari saja kepada anak usia 5-15 tahun.
GMC menggunakan teknologi komputer yang modern; mengaktifkan otak tengah melalui kolaborasi dan kemanjuran musik, audio dan lain sebagainya. Dengan prinsip ini, dilakukan pelatihan terhadap janin dengan menggunakan musik “Mozart”. Laporan menyebutkan bahwa setelah bayi lahir, lebih cerdas serta lebih cepat belajar dibanding dengan bayi lainnya.
Letak perbedaannya adalah bayi yang telah tumbuh sekarang telah menjadi anak-anak; jadi, musik atau suara yang digunakan perlu lebih kuat beberapa kali dari musik Mozart. Yang lebih membanggakan adalah: metode yang digunakan oleh GMC memiliki tingkat keberhasilan mencapai 70-80%. GMC tidak menggunakan kekuatan supranatural, meditasi dan hypnotis didalam kelas, kursus GMC murni pendidikan secara alami. Anak harus bekerja sama untuk memperoleh manfaat darinya.
Bila ingin membantu anak mengembangkan fungsi otak tengah, peranan orangtua tidak boleh diabaikan. Otak tengah memerlukan perasaan aman dan landasan kepercayaan diri dalam mengaktifkan dan mengembangkannya. Perasaan aman dan percaya diri dalam diri anak berasal dari perlakuan ayah dan ibunya. Dari segi bahasa, ayah dan ibu menentukan kata-kata anak; hasil yang dicapai juga jauh lebih efektif daripada banyak perkataan yang diucapkan oleh orang lain. Oleh karenanya, ayah dan ibu harus memprioritaskan belajar perkataan yang terpuji dan pasti.
Kedua, perlu menyisihkan waktu sedikitnya 20-30 hari untuk membantu anak berlatih. Setiap hari hanya memerlukan latihan selama 15-30 menit. Banyak orangtua yang beranggapan karena kesibukan hidup tidak memiliki waktu untuk mendampingi anak berlatih. Tetapi, bila dihitung anak saling berhubungan dengan orang tuanya seumur hidup misalnya hingga usia 18 tahun, maka 30 hari hanyalah 0.45% dari seluruh waktu tersebut. Bila dalam 30 hari tersebut dapat membuat anak seumur hidup memperoleh manfaat, mengapa tidak bersedia meluangkannya? Apalagi dalam satu hari hanyalah memerlukan waktu yang pendek yaitu 15-30 menit saja.
Gelombang otak yang dipancarkan oleh otak tengah dapat membuat orang melihat dengan menutup mata. Setan tidak memiliki wujud; gelombang otak tidak dapat merasakannya, sehingga setan tidak terlihat.
Karena tekanan dan kesedihan. Kesedihan merusak otak; sedangkan rasa gembira membuka otak. Bila belum memasuki dominasi otak tengah, setelah diaktifkan dapat tertutup kembali. Sehingga memerlukan latihan yang sering untuk memasuki kondisi terdominasi oleh otak tengah.
Ada hambatan apa saja? Berdasarkan catatan pelajaran GMC, otak tengah pada sekitar 70-80% anak, pada pelajaran pertama dapat berhasil diaktifkan. Asalkan anak tersebut memiliki jiwa yang sehat dan bersedia bekerjasama, dengan usia antara 5-12 tahun, midbrain dapat diaktifkan. Hambatan dalam mengaktifkan midbrain antara lain adalah: tekanan, ketakutan, kurang percaya diri, curiga, tidak mau menerima, berpikir yang tidak-tidak dan lain sebagainya.
Orang tua dan anak perlu membangun hubungan dan komunikasi yang baik; saling membantu mengatasi hambatan. Menyemangati anak untuk secara rileks mengikuti pelajaran aktivasi. Bila diperlukan, dapat meminta wakil dari GMC untuk membantu. Bila aktivasi pertama kali tidak berhasil, mohon tidak langsung putus asa dan terus melanjutkan pelatihan.
Tidak. Setelah otak tengah teraktivasi, anak akan menggunakan tiga otak secara seimbang; sehingga tidak terjadi gegar otak. Metode untuk mengaktifkannya menggunakan teknik alami seperti suara, musik, warna, suasana dan lain sebagainya; tidak ada faktor dari luar yang dimasukkan kedalam tubuh (seperti minum obat, suntikan, menggunakan gelang listrik kepala dan lain sebagainya). Tubuh dan otak anak masih sama seperti pada awalnya. Sebaliknya, orang yang midbrainnya belum teraktivasi hanya menggunakan sebagian kecil dari otak kirinya; sehingga dapat mengakibatkan terlalu keras menggunakan daya otak.
Selain mengaktifkan interbrain, pelajaran satu setengah hari juga mengajarkan “mind mapping”, “speed reading”, “excellence learning” dan lain sebagainya kepada anak; sehingga anak lebih santai dan gembira dalam membaca. Sebenarnya ini merupakan pelajaran yang paling murah di pasaran; pelajaran lainnya (piano, kesenian dan lainnya) memerlukan waktu yang panjang dan biaya yang banyak. Mengaktifkan otak tengah hanya memerlukan satu setengah hari; seumur hidup tetap berguna!
Telaah Kritis Tentang Kontroversi otak tengah
Aktivasi otak tengah dilakukan dengan secara ilmiah. Aktivasi otak tengah ini  banyak mempergunakan gelombang otak Alpha. Gelombang otak Alpha di buktikan secara ilmiah adalah gelombang otak yang muncul dominan pada saat kita dalam keadaan relax dan paling kreatif. Metode ini diklaim dilakukan secara ilmiah dengan mengemukakan fakta tentang gelombang otak. Kemudian di dalam buku Dahsyatnya Otak Tengah, penulis menjelaskan anatomi otak tengah dari sudut pandang biologis. Penjelasannya seakan-akan kelihatan ilmiah karena memuat banyak istilah dan gambar medis-biologi.
Sayang sekali meskipun menggunakan banyak illustrasi menarik tentang kerja saraf bahkan video pengajaran otak, tetapi sama sekali tidak menyinggung tentang kaitan ilmiah aktivasi otak tengah dengan faktor kecerdasan  anak. Metode aktivasi otak tengah sering memberikan landasan ilmiah untuk menjustifikasi teorinya. Benarkah bahwa metode aktivasi otak tengah adalah metode yang benar-benar menimbulkan efek seperti yang diklaim? Benarkah aktivasi otak tengah akan membuat anak menjadi genius?
Apa itu Otak Tengah? Dalam definisi yang diberikan oleh lembaga yang mempopulerkan training aktivasi otak tengah, mereka memberikan definisi sebagai berikut : Apa itu “midbrain” (mesencephalon) dan apa tujuan mengaktifkan otak tengah? Otak tengah adalah jembatan untuk menghubungkan dan menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan. Mengaktifkannya akan memungkinkan baik otak kiri maupun kanan berfungsi secara normal. Pengaktifan otak tengah mengembalikan kekuatan otak pada keadaan semulanya.
Berbagai klinisi menyangsikan definisi tentang otak tengah seperti yang dituliskan di atas. Apakah memang benar otak tengah adalah penghubung otak kiri dan otak kanan? Sekilas dari kata”tengah” memang ada benarnya. Namun, jika kita tinjau dari definisi anatomi biologi otak, otak tengah—disebut juga mesencephalon— adalah bagian otak yang terletak di antara forebrain dan hindbrain. Atau terletak antara otak depan ( besar) dengan otak belakang. Secara anatomis dan fungsional dalam bidang kedokteran sebenarnya otak tengah bukan  otak penghubung antara otak kiri dan kanan. Penghubung antara otak kiri dan kanan adalah korpus kalosum. Kesalahan fatal ini membuktikan bahwa secara anatomi, para praktisi otak tengah bahkan secara serampangan menghubungkan otak tengah dengan otak kiri-kanan.
Apakah fungsi otak tengah? Otak tengah berfungsi bukan  sebagai penyeimbang otak kanan atau kiri, tetapi berfungsi dalam pergerakan bola mata, lensa mata, diameter pupil, saraf visual serta gerak motorik. Otak tengah jelas berhubungan dengan fungsi visual, tetapi dengan gegabah menghubungkan bahwa metode menutup mata akan mengaktifkan otak tengah merupakan kesimpulan harus diteliti lebih lanjut.
Penelitian internasional juga membuktikan bahwa otak tengah mempunyai peranan dalam penyusunan memori yang baru bersama dengan organ hipokampus yang dirangsang oleh kadar dopamin otak. Dengan demikian, pembelajaran melibatkan bukan hanya bagian otak tertentu saja, tetapi juga melibatkan hampir sebagian besar otak. Organ penyusun sistem limbic seperti amigdala, hipokampus, hipotalamus jelas berperan penting dalam penyusunan dan recalling memori. Sistem limbic merupakan sistem control emosi dan hormon sehingga proses belajar dapat dilakukan secara simultan.
Hal yang paling menyesatkan adalah ketika anda berusaha mendukung teori anda dengan seabrek istilah ilmiah bahkan dengan ilustrasi dan foto atau gambar medis sehingga seakan-akan penjelasan akan teori anda akan menjadi ilmiah. Inilah evaluasi dari buku maupun situs praktisi aktivasi otak tengah. Sekedar menyajikan fakta dan beragam komentar ataupun kesaksian tidak membuat teori aktivasi otak menjadi benar. Apalagi klaim bahwa sudah dibuktikan oleh penelitian ini dan itu.
Berdasarkan informasi mengenai aktivasi otak tengah ini, para penganjur maupun pelopornya tidak pernah memberikan satu buktipun bahwa aktivasi otak tengah telah diakui oleh Asosiasi Kedokteran Internasional maupun Jurnal Ilmiah Internasional yang bergengsi. Hal ini cukup mengherankan karena klaim ilmiah yang sering dinyatakan berulang-ulang dalam situs-situs dan ajaran mereka.
Hal lain yang sering menimbulkan kesesatan pikir adalah penyajian istilah maupun fakta medis seringkali hanya untuk memperkuat teori TANPA bisa menunjukkan KORELASI antara fakta dengan klaim mereka. Sebagai contohnya adalah ketika mereka menyatakan bahwa gelombang otak yang telah teraktivasi adalah gelombang Alfa otak. Tidak ada korelasi antara aktivasi otak tengah dengan gelombang otak alfa yang muncul, karena tanpa aktivasi, gelombang ini juga bisa muncul. Tidak ada bukti bahwa aktivasi otak tengah akan memicu gelombang alfa otak. Kecuali para praktisi bisa menunjukkan lewat PET Scan dan MRI, tetapi sampai sekarang, tidak ada korelasi apapun tentang itu.
Para praktisi otak tengah juga sering menjelaskan dan menunjukkan gambar bagaimana neurotransmitter pada syaraf terjadi sebagaimana terjadi dalam otak tengah yang telah diaktivasi. Saya tidak tahu apakah mereka mengira bahwa dunia kedokteran terlalu mudah dibodohi ataupun mereka tidak tahu tapi sok tahu, bahwa untuk menimbulkan suatu reaksi pada syaraf, memang membutuhkan neurotransmitter. Dan ini berlaku pada semua kerja syaraf.
Disini mereka tidak dapat menunjukkan korelasi antara neurotransmitter apa yang ditimbulkan dengan teknik aktivasi otak tengah. Kecuali mereka telah bisa menunjukkan bahwa ada neurotransmitter KHUSUS yang dipancarkan selama aktivasi otak tengah. Itupun masih harus dicari korelasi antara neurotransmitter tersebut dengan genius yang ditimbulkan sebagai hasil dari aktivasi otak tengah. Apa hubungan antara neurotransmitter akibat hasil aktivasi dengan kegeniusan anak?
Nampaknya klaim ilmiah dari metode ini sama sekali NIHIL alias TIDAK ADA. Tidak ada landasan ilmiah sama sekali dalam metode aktivasi otak tengah ini. Karena itu, maka metode ini adalah tergolong pseudoscience dan harus dikritisi dengan keras oleh dunia kedokteran. Untuk membuktikan secara ilmiah suatu penelitian, membutuhkan suatu proses yang panjang sampai diakui oleh dunia internasional. Apalagi sebagai suatu metode yang mengaku serta menggunakan istilah kedokteran sebagai landasan teorinya.
Teori aktivasi otak tengah menyisakan hampir semua korelasi neuroscience yang belum diteliti, misalnya :
  1. Apa hubungan menutup mata dengan proses aktifnya otak tengah? Bukankah fungsi otak tengah justru untuk mengaktifkan saraf visual?
  2. Apa hubungan antara menutup mata dengan kegeniusan seorang anak?
  3. Apa hubungan antara otak tengah dengan kegeniusan?
  4. Apa hubungan antara gelombang otak dengan kegeniusan anak? Apakah anak yang genius selalu berpikir dalam gelombang alfa otak? Bukankah gelombang siaga otak (beta) justru penting bagi pembelajaran?
  5. Apa hubungan antara antara mendengarkan audio dengan kecerdasan anak? Apakah anak yang mendengarkan musik klasik akan lebih pintar dari anak yang mendengar musik dangdut?
Salah satu cara untuk mengaktifkan otak tengah adalah dengan metode Blindfold reading yaitu metode membaca dengan menutup mata. Bahkan dalam demo, mata anak diikat dengan kain supaya tidak bisa melihat, supaya mereka dapat mencapai tingkat membaca sampai level Skin Vision ( membaca lewat kulit). Inilah salah satu kesaksian metode ini dari kutipan sebuah blog :
Beberapa pihak sempat bertanya pada 2 orang anak peserta berusia sekitar 7 tahun yang melakukan demo setelah syaraf otak tengahnya diaktifasi*: dik, pada saat anda memegang kartu dengan mata tertutup, bagaimana cara anda mengetahui angka kartu tersebut dan juga warnanya*? mereka menjawab*: pada saat pegang kartu, angka yang tertera pada kartu muncul di otak saya dan warna kartu juga muncul.
Tadi melihat anda selain memegang kartu anda mencoba mencium bau kartu dan ada peserta lain yang mencoba mendengar kartu (meletakan kartu ditelinganya) itu untuk apa*? ke 2 orang anak itu menjawab, kadang-kadang pada saat memegang kartu kita belum tahu angka dan warna kartu, kita coba dengan mencium bau kartu dan jika belum berhasil maka dicoba untuk mendengar kartu tersebut. Umumnya pada saat tidak konsentrasi, angka dan warna kartu tidak akan muncul di dalam otak, begitu komentar mereka…
Mengapa anak-anak perlu mencium bau kartu maupun mendekatkan ke telinga? Pertanyaan ini menyisakan suatu tanda tanya besar, benarkah anak-anak bisa membaca dengan mata tertutup? Jawabannya jelas : TIDAK MUNGKIN, kecuali anda mengetahui TRIKnya. Apa triknya? Salah satunya adalah dengan mencium bau kartu maupun mendekatkan ke telinga. Lho, bagaimana mungkin ini bisa disebut trik, bukankah ini adalah HASIL aktivasi otak tengah?
Silakan anda membaca dan melihat video dari para anak-anak yang telah mengikuti training ini. Mengapa mereka perlu mencium dan mendekatkan ke hidung ataupun telinga? Bukankah rahasianya adalah terletak pada kain penutup mata mereka? Apakah kain penutup mata mereka transparan atau tembus-pandang? Tidak mungkin. Lalu dimanakah rahasianya? Mungkin setelah kita melihat foto dan videonya beberapa kali, kita akan tahu mengapa anak-anak tersebut bisa melihat.
Berbagai pihak menyangsilan apakah anak-anak tersebut ditipu ataukah mereka menipu dirinya sendiri. Yang jelas mereka diajarkan untuk berbohong kepada diri sendiri setelah melalui proses pembohongan massal. Itulah mengapa para orang tua dianjurkan juga jangan menuduh anak mencontek dari bawah karena itu akan mengurangi hasil aktivasi otak tengah.
Itulah sebabnya mereka mengajarkan bahwa mengapa anak-anak harus mencium dan mendekatkan ke hidung. Jika kita bertanya mengapa harus demikian, mereka akan menjawab : Otak tengah yang teraktivasi memancarkan gelombang otak yang mirip seperti radar. Hal ini membuat pemiliknya mampu melihat benda dalam keadaan mata tertutup. Pada dasarnya, gelombang tersebut terletak di bawah hidung. Hanya mampu mendeteksi benda yang terletak sedikit di bawah hidung..
Inikah aktivasi ilmiah yang didengungkan oleh para praktisi ini? Inikah yang dikatakan sebagai ILMIAH? Bagaimana bisa mengetahui bahwa gelombang itu terletak di bawah hidung? Mana penelitian ilmiah yang mendukungnya? Bukankah ini seperti dongeng-dongeng fiksi ilmiah bahkan tergolong pada pseudoscience yang harus terlebih dahulu dibuktikan?
Meskipun demikian, masih dapat mengemas teorinya secara komersil. Masih banyak yang langsung percaya bahwa metode ini adalah metode yang sudah diakui secara internasional. Bayangkanlah ilmiahnya jika kita membaca tulisan di bawah ini yang berasal dari situs mereka :
Pada awalnya kemampuan otak tengah merupakan mitos. Beberapa orang ternyata mempunyai kemampuan seperti ini. Dari hasil pengamatan, ada suatu pola kemampuan yang sama. Mereka dapat melihat dengan mata tertutup (tanpa menggunakan mata) mereka dapat melihat dengan kulit (skin vision). Ada juga suatu kemampuan untuk melihat di belakang kepala.
Kemampuan ini banyak dikejar oleh para pelaku olah raga bela diri. Anda pernah menonton film Spiderman yang pertama? Tiba-tiba indera dari Peter Parker (nama orang normal dari Spiderman) dapat merasakan intuisi seperti laba-laba. Pada akhir cerita, musuhnya mengaktifkan kendaraan  di belakang Spiderman yang dapat menusuknya. Tetapi Spiderman dapat melompat menghindari tusukan tersebut, tanpa melihat kebelakang.
Menggunakan contoh Spiderman untuk mendukung teori pembacaan lewat Skin Vision adalah hal terbodoh yang pernah dilakukan oleh seorang ilmuwan. Benarkah kulit kita dapat membaca? Saya tidak tahu apakah para praktisi otak tengah terlalu banyak membaca buku fiksi ilmiah atau komik doraemon. Menggunakan kalimat “penelitian” bukan berarti bahwa penelitian tersebut diakui. Banyak penelitian yang asal-asalan. Banyak juga penelitian yang tidak memenuhi kaidah penelitian ilmiah. Silakan bertanya kepada mereka siapa peneliti dan penelitian apa yang bertaraf internasional sehingga mereka menuliskan seperti di bawah ini :
Istilah yang dipakai bukanlah kemampuan otak tengah. Tetapi setiap usaha memberikan nama tersendiri. Penelitian ternyata mengarah pada suatu bagian otak yang menjadi penyebab semua kemampuan tersebut. Penelitian tentang kemampuan otak tengah ini kurang menarik minat, karena cara pengaktifan-nya yang sulit. Berbagai cara dipakai untuk mengaktifkan otak tengah ini.
Penemuan fenomenal dari otak tengah ini terletak pada metoda aktivasi-nya. Kemampuan otak tengah ini sudah diketahui lama oleh para peneliti dan para praktisi. Banyak pula orang yang berusaha dengan caranya sendiri mengaktifkan otak tengah.
Sampai sekarang belum ada penelitian yang melakukannya sehingga diakui oleh jurnal internasional seperti Journal of Neuroscience, American Academy of Neurology, Journal of Cognitive and Neuroscience, British Medical Journal, New England Journal of Medicine,  dan masih banyak jurnal Science dan medis yang lainnya.
Sesungguhnya, dibalik selendang penutup, mata sama sekali tidak terpejam. Walaupun NAMPAK tertutup selendang batik, sesungguhnya bisa melihat melalui BAGIAN bawah selendang batik tersebut. Saya mampu membedakan dan menebak kartu warna, menebak kartu, mewarnai gambar, membaca, makan, main catur, berjalan di atas papan titian yang lebarnya 8 cm dan naik sepeda bahkan mengendarai motor dan mobil karena saya bisa melihat melalu BAGIAN bawah selendang batik tersebut. Itulah yang disebut Trick sulap. Ketika penonton menyangka selendang batik tersebut menutupi mata sesungguhnya yang terjadi adalah hal sebaliknya, selendang itu membut penonton tidak TAHU bahwa dalam kondisi demikian bisa melihat.
Tahukah anda kenapa semua benda-benda yang ditebak dan dimainkan itu diletakkan di bawah mata dan ketika tidak mampu melihat dengan baik, maka benda itu akan didekatkan ke hidung dengan pura-pura menciumnya? Karena melihat dari BAGIAN bawah selendang yang menutupi mata. Itu sebabnya ketika melihat benda yang lebih jauh dari tubuh saya, saya perlu mendongak sebab saya melihat dari BAGIAN bawah selendang. Meraba, mendengar, mencium hanya aksi untuk meyakinkan penonton.
Anda akan tahu setelah mencobanya sendiri. Ambil kain atau selendang atau taplak meja lalu lipatlah menjadi pita dengan lebar kurang lebih 3 jari tangan atau 5 Cm. Pejamkan mata anda kencang-kencang lalu gunakan selendang itu menutupi mata anda. Jangan sampai selendang itu menutupi telinga anda atau bila menutupi telinga terasa nyaman, jangan biarkan selendang itu menutupi semua telinga, biarkan bgian bawah telinga terbuka
Lalu bagaimana kita menyikapi fenomena metode yang heboh ini? Jelas, kalau ini hanya suatu metode yang tanpa dasar ilmiah, kita harus menolaknya. Seandainya ini masih berada dalam tahap penelitian, mengapa dengan gegabah dan serampangan mengajarkannya kepada orang banyak?
Seandainya metode ini telah diakui secara internasional, bukankah mereka hanya perlu menunjukkan kepada public manakah penelitian bertaraf internasional yang mengakui metode aktivasi otak tengah tersebut? Sayangnya sampai sekarang, para praktisi hanya bisa memakai kedok kalimat pseudoscience yang belum terbukti secara ilmiah medis.
Beberapa ilmuwan di bidang kedokteran mengingatkan bahwa metode aktivasi otak tengah HARUS dikritik secara tajam. Bualan mereka harus dibongkar supaya tidak banyak orang tua yang akhirnya tertipu dan menghabiskan investasi sebesar 3 sampai 3,5 juta untuk training dua hari.
Para orang tua harus diberikan penerangan bahwa TIDAK ADA metode belajar INSTAN yang bisa membuat anak genius seketika. Para orang tua juga harus menyadari, bahwa metode terbaik belajar adalah bagaimana menciptakan suatu lingkungan pembelajaran yang baik serta pendampingan yang baik.
Belajar selalu melibatkan LINGKUNGAN dan INTERAKSI. Proses belajar adalah proses yang berlangsung seumur hidup. Bukan dengan cara instant apalagi dengan cara yang tidak masuk akal. Lingkungan belajar harus diperhatikan baik yang mendukung maupun yang menghambat. Interaksi belajar melibatkan bagaimana, siapa dan dengan apa seorang anak belajar.
Belajar secara menyenangkan tentu akan berbeda hasilnya dengan belajar di bawah tekanan stress. Meskipun masing-masing cara mempunyai aspek negative dan positifnya. Memaksakan suatu cara atau metode belajar serta mengeneralisasikan suatu metode kepada semua anak adalah pemikiran yang keliru. Apalagi mengklaim metode tertentu dapat meningkatkan kecerdasan otak secara mutlak.
Belajar juga selalu melibatkan nilai-nilai kehidupan, bukan hanya sekedar supaya anak menjadi pintar. Menjadi genius adalah efek dari belajar, bukan tujuan pembelajaran. Apalagi kategori genius adalah kategori yang bias. Banyak anak berbakat tidak kelihatan genius. Bahkan banyak orang yang berhasil dalam studi adalah tergolong kategori rata-rata. Genius adalah suatu istilah yang tidak mempunyai standar yang baku. Apakah genius berarti semua mata pelajaran pasti nilainya 100? Apakah genius berarti nilai matematika selalu 100? Apakah genius berarti kreatif dan fleksibel? Apakah genius berarti melulu ber-IQ tinggi? Banyak orang yang dianggap pintar namun kakunya luar biasa. Banyak orang yang kreatif luar biasa namun gagal memenuhi standar naik kelas.
Kompleksnya proses belajar hanya menyisakan kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bersifat kontinu dan konsisten. Belajar bukan hanya sekedar bisa menghafal fakta, tetapi harus menghubungkan, memahami hubungannya, dan menjelaskan pemahamannya. Penjelasan ini akan menjadi suatu dasar berkembangnya proses belajar berkesinambungan. Proses ini adalah siklus belajar yang harus dilalui oleh setiap orang tanpa kecuali. Untuk meraih kecerdasan tidak ada jalan pintas dan tidak ada cara instan.
Tidak ada jalan lain untuk menjadi pintar selain belajar dan belajar. Proses ini harus dilakukan secara berulang-ulang sampai mampu memahami dan mengerti hasil kegiatan belajar. Untuk paham dan melakukannya, perlu suatu tekad dan motivasi dalam proses belajar tersebut. Rasa ingin tahu dan keinginan untuk terus maju adalah factor internal yang harus dipupuk terus oleh orang tua. Bukan dengan cara mencari metode ajaib yang langsung melejitkan kemampuan otak sehingga menjadi genius.
Setiap metode pembelajaran mesti dikritisi dan disikapi dengan hati-hati. Setiap metode berbasis ilmiah harus sudah bisa dibuktikan secara ilmiah. Bukan dengan perkataan omong kosong bak dongeng nan mitos yang dibungkus dalam istilah sains. Tentu saja kita tidak boleh mengganggap sepi semua penelitian ilmiah yang baru tentang otak, namun jika kita hanya menerima suatu metode pembelajaran otak tanpa dasar ilmiah, maka hal itu justru akan menjadi boomerang bagi masa depan generasi bangsa ini.
Saya menyimpulkan bahwa pada aktivasi otak tengah GMC telah terjadi :
1. Pengkondisian agar si anak bisa “blindfold reading” dengan cara apapun, termasuk jika berusaha dengan tidak jujur. Setiap anak berusaha untuk BISA, dengan berbagai alasan : ingin terlihat hebat, tidak kalah dengan yang lain (kompetitif), ingin dipuji (baik dari instruktur dan terutama orang tua), ingin supaya orang tua tidak kecewa sudah keluar biaya yang cukup besar, takut kalau dinilai rendah oleh teman-teman atau lingkungan, dan berbagai motif lainnya yang khas anak-anak dan bukan dengan maksud jahat.
2. Pembiaran anak untuk melakukan hal tersebut, bahkan menyiarkannnya dengan tujuan pengembangan bisnis. Ini yang menurut saya motif yang jahat. Menguras uang orang tua, mengkondisikan anak-anak mulai belajar menipu, dan menggunakannnya untuk mempengaruhi anak dan orang tua lain untuk juga terjerumus. Saya kok tidak rela anak saya dimanipulasi seperti itu ….
Tanpa bukti dan metode penelitian yang benar, maka istilah “pengaktifan otak tengah” adalah istilah yang sama sekali tidak berdasar ilmiah. Beberapa ilmuwan menganggapnya sebagai pseudoscience yaitu pernyataan yang seakan-akan ilmiah namun tidak terbukti sebagai ilmiah.
http://korananakindonesia.wordpress.com/

Manfaat Aktivasi Otak Tengah


Saat ini program pelatihan aktivasi otak tengah sedang menjadi perbincangan banyak orang. Dan di sini saya ingin membahas artikel yang berhubungan dengan pengaktivasian otak tengah tersebut. Saya artikel mengambil dari dari situs SUMUT POS yang berjudul “Genius dengan Aktivasi Otak Tengah”.
Anak Anda ingin genius? Genius Mind Consultancy (GMC) Indonesia memberi program khusus mencerdaskan anak-anak berusia 5-15 tahun. Caranya dengan mengikuti program pelatihan mengaktivasi otak tengah.
Hal ini pula yang didapatkan 14 siswa TK hingga SMP yang mengikuti kegiatan yang digelar GMC Medan di Hotel Garuda Plaza Jalan SM Raja Medan pada Sabtu dan Minggu pada 28-29 November 2009.
Dalam kurun dua hari, 14 peserta pelatihan dari Sumut dan Aceh ini telah mampu membaca dan mewarnai lukisan dengan mata tertutup (blind-fold reading method). Mereka juga telah mampu mengenali huruf, bentuk dan aneka warna dengan mata tertutup.
Selanjutnya dalam keadaan lebih mahir, mereka akan mampu mengendarai sepeda dengan mata tertutup. Selain itu membaca buku dengan cepat dan  mengingat materi pelajaran yang disajikan. Ini semua berkat adanya aktivasi otak tengah para anak didik.
Mereka dilatih beberapa trainner GMC Indonesia yakni Ingen Bangun, Kezia Abi Listiani dan Dikky Satya. Ingen Bangun mengutarakan, bagi calon peserta didik yang ingin mengikuti program aktivasi otak tengah di Medan dapat menghubungi beberapa sub GMC di Medan.
Yakni GMC Medan Timur dengan Hanna Theresja (06177383062 dan 08126551874), GMC Medan Barat dengan Erliza Sandra (081397331963), GMC Medan Johor dengan Letkol CAJ Dr H Asren Nasution MA (081264447965 dan 081263643774) serta GMC Setia Budi dengan Andre Maulya Wigandhi (061303057541 dan 0819870179).
Ia mengatakan, fungsi otak kiri adalah untuk berpikir nalar, analisa, kemampuan berbahasa dan kemampuan menghitung. Dapat dikatakan juga bertanggung jawab terhadap IQ seseorang. Seseorang dengan kecenderungan otak kiri yang lebih dominan lebih egois, mementingkan diri sendiri, mudah iri hati, sombong dan lain sebagainya.
Sedngkan otak kanan bertanggung jawab dalam emosi, daya intuisi, daya kreasi, kesenian, kemampuan refleksi, daya ingat, kepribadian dan lain sebagainya. Yaitu bertanggung jawab terhadap emosi (EQ). Seseorang dengan kecenderungan otak kanan yang lebih dominan cenderung dapat lebih berperasaan serta kurang kemampuan manajerial.
Pendidikan saat ini kebanyakan lebih mengutamakan otak kiri. Sehingga mengakibatkan banyak orang tidak percaya adanya indera intuisi, daya prediksi dan kemampuan perspektif yang merupakan gejala umum dimana fungsi otak kanan tertekan oleh otak kiri.
Setelah midbrain diaktifkan, menurut dia, fungsi dari otak kanan dan otak kiri dapat berjalan secara seimbang. Otak kiri tidak lagi menekan otak kanan. Kemampuan prediksi, daya ingat, kesenian dan kemampuan refleks tidak hanya menjadi berkembang, tetapi kemampuan manajerial dan pemahaman mereka juga dapat terpelihara.
Orang seperti ini akan lebih memiliki rasa cinta kasih, lebih mencintai orang tua sendiri, termasuk orang yang lebih tua, memiliki kecerdasan dan kerukunan. Memulihkan potensi awal yang semestinya dimiliki oleh umat manusia. GMC menggunakan teknologi komputer yang modern, mengaktifkan midbrain melalui kolaborasi dan kemanjuran musik, audio dan lain sebagainya.
‘’Otak tengah adalah jembatan yang menghubungkan dan menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan. Dengan mengaktifkannya akan memungkinkan baik otak kiri maupun otak kanan berfungsi dengan optimal. Pengaktifan otak tengah mengembalikan kekuatan otak pada keadaan semula,’’ katanya.
Ia menambahkan metode yang diajarkan aktivasi otak tengah, metode membaca dengan mata tertutup, motivasi dan rahasia sukses, teknik membaca cepat, teknik melatih otak, pemetaan pemikiran, teknik melatih daya ingat, bagaimana menjadi anak baik dan sesi orangtua,’’ imbuhnya. (*)
Genius Mind Consultancy
Di masyarakat sekarang, terdapat berbagai metode dalam mengaktifkan fungsi dan kemampuan otak. Masing-masing metode memiliki hasil yang berbeda-beda.
GMC menggunakan teknologi komputer yang modern, mengaktifkan midbrain melalui kolaborasi dan kemanjuran musik, audio dan lain sebagainya.
Dengan prinsip ini, dilakukan penelitian terhadap janin dalam kandungan dengan menggunakan musik ‘mozart’. Laporan menyebutkan bahwa setelah bayi lahir, lebih cerdas dan lebih cepat belajar dibandingkan dengan bayi lainnya.  
Letak perbedaannya adalah bayi yang telah tumbuh sekarang telah menjadi lebih kuat beberapa kali dari musik mozart. Yang lebih membanggakan adalah metode yang digunakan oleh GMC memiliki tingkat keberhasilan mencapai 80-90 persen.
Manfaat Aktivasi Otak
1. Meningkatkan konsentrasi
2. Meningkatkan daya ingat
3. Meningkatkan kreativitas
4. Lebih cerdik
5. Lebih berbakat
6. Hormon lebih seimbang
7. Membentuk karakter positif
8. Emosi lebih stabil
http://www.hariansumutpos.com/2009/12/20911/genius-dengan-aktivasi-otak-tengah.html

Sabtu, 01 Januari 2011

Tugas Softskill Makalah


PSIKOLOGI DAN TEKHNOLOGI INTERNET
“PERILAKU EMOSI PADA BAYI DAN ANAK-ANAK”
TUTI SETIYAWATI
2PA01
11509445
UNIVERSITAS GUNADARMA
2010

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang ditunjangi oleh factor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan dari lingkungan yang banyak berpengruh dalam kehidupan anak menuju dewasa. Ada pula ciri-ciri anak prasekolah dan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten . Dan itu semua akan saya coba bahas dalam makalah ini.

1.2  Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini, diantaranya adalah :
1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Psi & Teknologi Internet
2. Dari hasil diatas, saya ingin mengetahui lebih dalam akan perlaku emosi pada bayi dan anak-anak.
3. Untuk membantu para mahasiswa dalam mengenal perlaku emosi pada bayi dan anak-anak.

1.3  Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, kami menggunakan metode pengambilan data secara sekunder, yaitu pengambilan data secara tidak langsung melalui informasi yang sudah ada seperti internet dan berbagai macam buku.

BAB II
PERILAKU EMOSI PADA BAYI DAN KANAK-KANAK

2.1      PENGERTIAN EMOSI
Emosi adalah reaksi yang bersifat subjektif, seperti kesedihan, ketakutan, kebahagiaan, yang selalu diidkuti oleh perubahan fisiologis dan perilaku. Papalia et al (2009) p. 178
2.2      DASAR TEORI PERKEMBANGAN EMOSI
Studi mengenai emosi saat ini tidak dapat mengesampingkan peran dari Daniel Goleman. Melalui bukunya “Emotional Intelligence” Goleman mencoba menyatakan bahwa  unsur emosi merupakan faktor yang turut berperan dalam keberhasilan hidup seseorang.
Menurut Goleman, kecerdasan emosi mencakup unsur-unsur berikut:
1.      Kemampuan seseorang mengenali emosinya sendiri
2.      Kemampuan mengelola suasana hati
3.      Kemmapuan memotivasi diri sendiri
4.      Kemampuan mengendalikan hawa nafsu
5.      Kemampuan membangun dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.
Aspek emosi mengalami perkembangan yang signifikan  pada periode anak. Seiring pertambahan usia, kemampuan anak untuk megenali emosinya sendiri semakin berkembang. Anak-anak semakin menyadari perasaannya sendiri dan orang lain.
Menurut Papalia et al (2009) pada usia 7 atau 8 tahun, rasa malu dan kebanggaan, yang tergantung pada kesadaran terhadap akibat tindakan mereka, akan memengaruhi pendapat mereka tentang diri mereka sendiri. Pada periode kanak-kanak lanjut, anak akan lebih empatis dan perilaku menolong semakin berkembang. Anak-anak juga mulai belajar mengontrol emosi negatif.
2.3       PERKEMBANGAN EMOSI PADA BAYI
Berikut ini adalah tahap perkembangan bayi menurut papalia et al (2009) yang diadaptasi dari sumber Sroufe:
a. Bayi umur 0-3 tahun
b.  Bayi mulai bisa menerima stimulus dan rangsangan. Mereka mulai menunjukkan ketertarikan dan kepenasarannya, dan mulai bisa untuk tersenyum kepada orang-orang disekitarnya.
c.  Bayi usia 3-6 tahun
Bayi mulai bisa mengantisipasi apa saja yang terjadi pada sekitarnya  dan mulai merasakan kekecewaan. Bayi pada usia ini menunjukkan kekecewaan dengan menjadi marah atau bertindak hati-hati. Mereka sering tersenyum, mengoceh, dan tertawa. Pada usia ini merupakan titik dari awal adanya interaksi antara bayi dengan pengasuhnya.
d. Bayi usia 6-9 bulan
Bayi mulai mencoba untuk menarik perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Mereka mulai  berbicara, menyentuh, dan membujuk bayi lain untuk bisa menarik perhatian. Expresi emosi mereka lebih bervariasi. Mereka menunjukkan kegembiraan, ketakutan, kemarahan, dan keterkejutan.
e. Bayi usia 9-12 bulan
Bayi menjadi sangat lekat dengan pengasuhnya dan berinteraksi dengan pengasuh secara intens, kadang-kadang  merasa takut dengan orang asing, dan bertindak tenang dalam lingkungan dan situasi yang baru. Bayi lebih sering menghabiskan waktu bermain sendirian saja. Dan ketika ada orang asing yang meskipun tampak ramah mendekat, bayi akan memandanginya dan tiba-tiba saja meledakkan tangisnya sambil mendekati pengasuhnya.
f. Usia 12-18 bulan
Balita mulai mengeksplorasi lingkungannya, menggunakan orang-orang yang paling dekat dengannya sebagai bodyguard. Ketika mereka menguasai lingkungannya, mereka menjadi lebih percaya diri dan lebih bersemangat.
g. Usia 18-36 bulan
Balita kadang-kadang merasa cemas karena mereka mulai menyadari adanya jarak atau keterpisahan dengan pengasuh mereka. Mereka bekerja keras di luar kesadaran mereka tentang keterbatasan mereka dalam berfantasi dan bermain dan dengan mengidentifikasi  orang dewasa.
2.3.1.Cara bayi mengekspresikan emosi
a.       Menangis
Selama tiga bulan pertama, bayi akan sering sekali menangis dan kemudian tangisannya berhenti. Kondisi ini akan berlangsung sampai memasuki usia enam bulan,  terutama pada malam hari.
Pada umumnya, jika dihitung berapa lama bayi menangis setiap hari maka totalnya kurang lebih sekitar dua jam. Sekitar 75% bayi menangis paling lama 30 menit sebelum tangisannya berhenti. Menangis adalah cara bayi memberitahukan keinginan dan perasaannya pada sekitarnya karena belum mampu berbicara. Menangis adalah bentuk komunikasi alami pada bayi.
Berdasarkan riset, (papalia et al ) ada beberapa bentuk tangisan bayi, yang masing-masing bentuk tangisan ini bermakna sesuatu, yaitu the basic hunger cry (tangisan lapar); the angry cry (tangis kemarahan); the pain cry (tangis kesakitan); dan frustation cry (tangisan frustasi). Papalia p. 179
Kebanyakan ibu di Indonesia ketika melihat bayinya menangis, akan segera memberikan asi atau susu botol kepada mereka. Ini adalah kebiasaan yang salah, dan akan berpengaruh buruk bagi perilaku bayi di masa yang akan datang. Karena sang ibu  mendidik untuk memasukkan sesuatu ke dalam mulut setiap kali menangis, kelak ketika dewasa,  setiap ditimpa masalah anak akan cenderung  melampiaskan masalahnya dengan banyak makan.  Akibatnya, anak akan  rentan terhadap obesitas dan gangguan penyakit lain. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui  makna bahasa – bahasa tubuh bayi yang ditunjukkan lewat tangisan mereka.
1)      Membaca bahasa Tubuh lewat tangisan bayi
Komunikasi non-verbal melibatkan penggunaan ekspresi wajah, tangan, lengan, dan gerakan kaki dalam suatu pola dan kombinasi, dimana masing-masing gerakan memiliki makna tertentu. Para psikolog menyatakan bahwa meskipun sudah dapat berbicara, bayi menggunakan 55% bahasa tubuh untuk memberitahukan keinginan mereka. (Dr. P. 38)
Di bawah ini adalah beberapa macam tangisan bayi dan maknanya
  • Bayi merasa tidak nyaman
Jika merasa kesakitan, tangisannya terdengar nyaring, hampir seperti jeritan, kemudian seperti mengambil nafas, lalu menjerit lagi. Dan apabila kesakitan karena suatu penyakit, gerakan anggota tubuhnya cenderung lemah.
  • Bayi ingin ditemani
Saat bayi merasa sedih dan kesepian karena tidak dapat melihat Ibunya, tangisannya terdengar pilu, tidak nyaring. Seolah-olah sedang merasa sedih, bukan sedang marah. Tangan dan kaki tidak begitu banyak bergerak.
  • Bayi ingin diberi makan
Tangisan karena lapar biasanya berulang-ulang dan nyaring. Tangisannya kemudian berhenti sejenak untuk bernafas, kemudian menangis lagi,lalu bernafas sejenak, dan terus seperti itu. Tangan dan kakinya bergerak dengan penuh kekalutan.
  • Bayi ingin popoknya diganti
Tangisan ini biasanya disebabkan karena bayi mulai merasa tidak nyaman, awalnya pelan kemudian perlahan tangisannya semakin keras. Bayi juga berguling-guling di atas tempat tidurnya sambil menangis.
  • Bayi merasa bosan
Karena tangisan seperti ini dimaksudkan untuk mendapatkan perhatian, maka akan terdengar seperti teriakan, bukan jeritan. Secara tiba-tiba bayi menggerakkan badannya saat melihat pengasuh mendekatinya. Biasanya, bayi cenderung bergerak dengan lebih lamban.
  • Bayi merasa kelelahan
Kelelahan membuat bayi cepat menangis. Bayi akan merengek penuh kesakitan, dan mungkin tertidur tidak lama setelah itu. Kemudian bayi akan bangun dengan terkejut, dan akan menggosok-gosok mata dengan tangannya atau menarik telinganya.
2)      Cara Menenangkan Bayi
Ada beberapa cara untuk menenangkan bayi yang sedang menangis. Cara yang paling umum adalah menggendong dengan penuh kasih sayang, sambil berjalan di sekeliling rumah, memberikan kontak fisik dengan memeluk, memijat dengan lembut, atau membedong dengan selimut. Selain itu juga bisa dengan memberinya makan, memberikan rangsangan dasar seperti suara-suara nyanyian nina bobo, memberikan mainan yang membuatnya senang, memandikan dengan air hangat, atau dengan merespon tindakannya dengan bercakap-cakap. Usaha menenangkan bayi membutuhkan pembelajaran trial and error.
b.      Tersenyum Dan Tertawa
Tersenyum yang paling awal terlihat secara samar dan terjadi secara spontan sesaat setelah bayi dilahirkan. Bayi dapat tersenyum oleh sensasi ringan, seperti tertawa di hadapannya, atau meniup lembut di kulitnya. Pada minggu kedua, bayi dapat tersenyum dengan lebar setelah penyusuan. Pada minggu ketiga, kebanyakan bayi mulai tersenyum ketika mereka  memperhatikan  pengasuh itu menganggukkan kepala dan mendengar suaranya. Pada usia sekitar satu bulan, bayi biasanya menjadi lebih sering tersenyum. Selama bulan kedua, karena kemampuan  visual yang berkembang, bayi tersenyum lebih kepada adanya rangsangan visual, misalnya tersenyum hanya karena melihat wajah-wajah yang dikenalinya.
Pada bulan keempat, Bayi tertawa terbahak-bahak ketika dicium  dan digelitik perutnya. Setelah  bayi tumbuh dewasa, mereka menjadi lebih aktif terlibat dalam interaksi yang menyenangkan. Bayi yang berusia enam bulan akan tertawa cekikikan sebagai tanggapan terhadap ibu yang membuat suara yang tidak biasa atau muncul dengan handuk di wajah; sedangkan bayi usia 10 bulan akan tertawa dan mencoba untuk mengembalikan handuk yang terjatuh ke wajah ibunya. Permainan ci-luk-ba ini tidak hanya mempengaruhi perkembangan emosinya, tetapi juga perkembangan kognitifnya.

BAB III
PERKEMBANGAN EMOSI PADA BALITA DAN ANAK-ANAK
Pada usia 3 hingga 5 tahun, banyak anak menjadi tertarik untuk memiliki teman-teman imajiner dan bermain fantasi. Bermain fantasi memungkinkan anak-anak untuk berperilaku berbeda dengan cara yang aman dan memperoleh perasaan yang kuat karena merasa  diterima oleh teman-teman imajiner mereka. Berfantasi juga membantu perkembangan sosial anak. Dengan berfantasi, mereka belajar untuk menyelesaikan konflik dengan orang tua atau anak-anak lain, sehingga membantu mereka melampiaskan frustrasi dan mempertahankan harga diri. Juga pada saat itu, anak-anak mengalami ketakutan yang khas seperti ketakutan pada “rakasa di lemari”, yang mana ketakutan ini adalah normal.
Pada usia 7 sampai 12 tahun, anak-anak belajar melalui berbagai  masalah; konsep diri,  kompetensi di dalam kelas, hubungan dengan teman sebaya yang ditentukan oleh kemampuan untuk bersosialisasi dan beradaptasi dengan baik, dan hubungan keluarga , yang ditentukan oleh  persetujuan dari orang tua dan saudara kandung. Meskipun banyak anak tampaknya untuk menempatkan nilai tinggi pada peer group, mereka masih terlihat terutama kepada orang tua untuk dukungan dan bimbingan. Saudara sekandung terkadang  dipakai sebagai model peran  dalam apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan. Pada usia ini, anak-anak yang bersekolah sangat bersemangat dan sering merespon dengan baik berbagai nasihat tentang keselamatan, gaya hidup sehat, dan penghindaran perilaku berisiko tinggi.
3.1. Bentuk-Bentuk Perilaku Emosi
Self – Concious emotions, seperti rasa malu, empati, rasa iri, akan muncul hanya jika self-awareness pada anak-anak sudah mulai berkembang. Pada usia sekitar 3 tahun, setelah memiliki self-awareness yang didukung oleh pengetahuan yang cukup tentang standar peraturan lingkungan sekitarnya, anak-anak menjadi lebih baik dalam mengevaluasi pemikiran, perencanaan, keinginan, dan perilaku mereka sendiri yang mungkin bertentangan dengan standard lingkungan mereka. Setelah itu, baru mereka mencapai self-evaluative emotions seperti rasa bangga, rasa bersalah, dan rasa malu.
Empati dan altruisme adalah salah satu bagian terpenting dalam perkembangan emosi pada anak. Empati adalah ikut merasakan apa yang orang lain pikirkan, sedangkan altruisme adalah sebagai akibat dari empati, yaitu perilaku menolong. (Papalia p. 180)
Isu-Isu terbaru Yang berkaitan dengan Emosi anak dan Solusinya
a. Stres dan Depresi pada Anak
Arnold (1990) menyatakan bahwa saat ini banyak ditemukan orang tua yang mempercepat proses pertumbuhan anak dengan memperlakukan anak seperti orang dewasa dan membebani mereka dengan beban hidup orang dewasa.
b. Gangguan perilaku merusak
Perilaku yang memperlihatkan agresivitas, ketidak-patuhan, dan antisosial. Anak suka membantah, kasar perangai, dan suka menyakiti orang lain. Pada tahap yang lebih parah, anak suka berbohong, berkelahi, mengganggu anak yang lebih kecil (bullying), mencuri, menghancurkan benda di sekitarnya.
c. Gangguan kecemasan atau gangguan mood
Merasa selalu sedih, tertekan, tidak dicintai, gugup, takut, kesepian. Gangguan kecemasan dapat bermacam-macam bentuknya. Misalnya, fobia bersekolah, yakni anak merasa takut yang tidak realistis untuk pergi ke sekolah. Alasannya dapat bermacam-macam: Guru yang kasar, tugas dan PR yang berlebihan, dinakali oleh anak yang lebih besar, merasa terpisah dari rumah atau orang tua. Contoh gangguan kecemasan lain pada anak adalah gangguan mood (terutama kesedihan) yang berlangsung melebihi periode normal. Anak tidak mampu lagi bergembira atau berkonsentrasi, selalu kecapaian, melakukan aktivitas ekstrim, apatis, selalu menangis, mengalami masalah tidur, berat badan berubah drastis, mengalami keluhan fisik yang tidak jelas, merasa diri tidak berharga, merasa tidak berteman, bahkan kadang-kadang berpikir ingin mati (diadaptasi dari Diane E. Papalia, Human Development, 10th edition, Mc. Graw Hill, 2007)
Gejala atau tanda adanya stress pada anak usia sekolah:
Berikut ini adalah beberapa gejala atau tanda yang menunjukkan adanya stress pada anak-anak usia sekolah. Diantaranya:
1.      Kemunduran perilaku kembali ke tahap sebelumnya: mengompol, menggigit kuku, menghisap ibu jari.
2.      Menarik diri dengan sebab tidak jelas: tidak mau bicara, murung.
3.      Kehilangan motivasi atau kemampuan untuk konsentrasi di sekolah.
4.      Perubahan perilaku yang kelihatan.
5.      Nafsu makan menurun dan tidur tidak nyenyak.
6.      Mudah tersinggung tanpa sebab jelas.
7.      Keluhan fisik: sakit perut, sakit kepala.
8.      Bermasalah dalam berhubungan dengan teman sebaya.( psikologi anak, 75-77)
Kesehatan mental anak biasanya mengacu ke kesehatan emosi. Anak yang sehat mental tidak mengalami kesulitan di bidang emosi atau perilaku. Namun demikian, sejumlah anak mengalami gangguan emosi. Gangguan emosi yang lazim terjadi pada kanak-kanak usia lanjut.
Hal-hal yang menyebabkan stress, agresivitas, dan depresi pada anak:
a. Kekerasan pada anak baik secara psikologis maupun fisik.
b. Gangguan fisiologis
c. Orang tua yang tidak konsisten dan tidak kompak.(Ayah Edi, p. 23 & 31)
d. Perlakuan tidak hormat dari orang tua.
e. Orang tua yang menghukum ketika marah.
Solusi menangani perilaku emosional yang mengarah pada agresivitas pada anak:
-  Dengan metode Pendisiplinan 1-2-3 Magic (p.138-139)
Kembali pada scene ini Ibu melakukan tugas dengan baik, tanpa banyak membujuk, merayu, menjelaskan, saling berargumen dan saling berteriak. Metode 1-2-3 ini terbukti efektif dalam menangani agresivitas anak.
Dengan teknik disiplin bina kasih (induktive) dan pengasuhan yang demokratis/otoritatif (Salztein dan Eckerisberger dalam Kusdwiratri Setiono, Psikologi Perkembangan 2009).
Ketika bayi dan anak-anak  merasa aman secara emosional dan fisik, mereka memiliki kesempatan untuk bebas mengeksplorasi lingkungan mereka. Mereka dapat berinteraksi dengan orang dewasa dan anak-anak lainnya, dan memperoleh rasa identitas melalui pemahaman dan kepercayaan diri  dalam diri mereka sebagai individu. Kunci untuk pengembangan sosial dan emosional adalah hubungan yang kuat, positif,  dan aman. Bayi dan balita memerlukan pengasuhan orang dewasa yang konsisten, mendukung dan responsif. Orang dewasa yang peduli, menyediakan lingkungan yang aman, stabil, dan dapat mendukung kemerdekaan  dan  pertumbuhan anak-anak  itu. Lingkungan yang seperti itulah yang mampu menawarkan hubungan yang sehat dan baik dengan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Nuryati, L. 2007. Psikologi anak. Jakarta : PT. Indeks
Papalia, D.E, Olds, S.W. & Feldman, R.D. 2009. Human Development. McGraw Hill.
Phelan, T.W. 2003. Magic Effective Dicipline for Children 1-2-3. Parent Magic Inc
Setiono, W. 2009.  Psikologi Perkembangan (cetakan kedua). Bandung : Widya Padjadjaran
Woolfson,  R. 2007. Memahami pikiran dan bahasa bayi. Jakarta : CV. Jabal Raudhotul Jannah
_______. _______. Psikologi Perkembangan. http://www.nde.state.ne.us/ech/elgse.pdf